Senin, 06 April 2009

MENGETAHUI APAKAH SUATU LARUTAN TERMASUK KE DALAM LARUTAN ELEKTROLIT ATAU NONELEKTROLIT

MENGETAHUI APAKAH SUATU LARUTAN TERMASUK KE DALAM LARUTAN ELEKTROLIT ATAU NONELEKTROLIT


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Bidang Studi Bahasa Indonesia SMA NEGERI 1 NGAWI


DISUSUN OLEH :

  1. Anggun Putri Aprilia ( 03 )

  2. Dian Noviantari ( 10 )

  3. Donny Surya ( 12 )

  4. Ginanjar Sigit Dwi Waskito ( 15 )

  5. Ikhsan Nur Pratama Yoga ( 16 )

  6. Kusnul Fatmawati ( 22 )

  7. Lucy Kartikasari ( 23 )

  8. Muhammad Abduh Amrilhaq ( 24 )

  9. Ria Lusiani ( 29 )

  10. Rizky Setyo Rahadi ( 31 )



KATA PENGANTAR


Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmad, hidayah serta karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas untuk membuat Laporan Ilmiah ini tanpa suatu halangan yang amat berarti hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas untuk membuat Laporan Ilmiah ini dengan baik. Amiin.

Kedua kalinya saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam pembuatan tugas untuk membuat Laporan Ilmiah ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Tak lupa ucapan terima kasih kepada Bapak Ibu Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah memberikan kesempatan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Laporan Ilmiah ini.

Laporan Ilmiah ini berisikan laporan percobaan dari “ Mengetahui Pakah Suatu Larutan Masuk Ke Dalam Larutan Elektrolit Atau Nonelektrolit ”. Dari sana kita dapat menyimpulkan apakah larutan tersebut termasuk larutan elektrolit atau nonelektrolit.

Demikian yang dapat saya sampaikan, apabila ada kata di dalam laporan percobaan ini yang kurang berkenan di hati saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung saya dalam pembuatan laporan percobaan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Ngawi, 01 Maret 2009,

Penyusun



DAFTAR ISI

Halaman judul ………………………………………………………. i

Lembar Pengesahan ………………………………………………. ii

Halaman Motto ………………………………………………………. iii

Kata Pengantar ……………………………………………… iv

Daftar Isi ……………………………………………………… v

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ………………………………………………. 01

1.2 Tujuan ………………………………………………………. 03 1.3 Perumusan Masalah ………………………………………. 03 1.4 Pembatasan Masalah ……………………………………… 04

Bab 2 Telaah Pustaka

2.1 Kajian Pustaka ………………………………………………. 05 2.2 Teori Pustaka ………………………………………………. 07 Bab 3 Metode dan evaluasi

3.1 Metodologi Penelitian ………………………………………. 10

3.2 Evaluasi ……………………………………………………… 11 Bab 4 Pembahasan

4.1 Penjabaran dari Rumusan Masalah ……………………… 12 Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan ……………………………………………… 18

5.2 Saran ……………………………………………………… 19

Halaman Dartar Pustaka ……………………………………… 20 Indeks ……………………………………………………………… 21


BAB 1

PENDAHULUAN

    1. LATAR BELAKANG

Larutan, suatu hal yang tidak lagi asing di telinga kita, bahkan seringkali kita dengar di dalam kehidupan kita. Mungkin pertama kali yang terpikir setelah mendengar kata larutan adalah campuran air dan zat lain yang larut di dalamnya. Dan yang dimaksud dengan larutan adalah campuran homogen antara zat pelarut dan zat terlarut. Dan yang akan dibahas kali ini adalah larutan elektrolit dan larutan non elektrolit yaitu klasifikasi larutan berdasarkan kemampuan untuk menghantarkan aliran listrik.

Untuk dapat menghantarkan aliran listrik, di dalam suatu larutan harus terjadi reaksi ionisasi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya larutan merupakan campuran homogen dari molekul, atom, ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut homogen karena susunannya yang begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan menggunakan mikroskop optis sekalipun. Dan larutan disebut campuran karena susunannya dapat berubah-ubah.

Meskipun semua campuran fase gas bersifat homogen dan karena itu dapat disebut larutan, molekulnya begitu terpisah sehingga tidak dapat saling menarik dengan efektif. Lazimnya salah satu komponen ( penyusun ) larutan semacam itu adalah cairan dari zat terlarut ( solute ) dan zat pelarut ( solvent ). Dalam hal-hal yang meragukan zat yang kuantitasnya lebih kecil disebut zat terlarut.

Suatu senyawa lelehan atau cairan itu menghantarkan aliran listrik, maka senyawa itu disebut elektrolit, jika tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut nonelektrolit. Cara untuk membuktikannya, dengan mencelupkan elektrode-elektrode yang telah disambungkan dengan rangkaian listrik. Jika bolam dalam rangkaian menyala berarti larutan tersebut merupakan larutan elektrolit sedangkan jika bolam tetap mati maka larutan tersebut merupakan larutan nonelektrolit. Semua senyawa ion yang melarut dalam air akan membentuk larutan elektrolit, sedangkan senyawaan yang larut dalam air ada yang elektrolit dan ada yang merupakan nonelektrolit.

Untuk mengetahui suatu larutan termasuk larutan elektrolit ataupun nonelektrolit, maka harus dilakukan suatu percobaan yang dapat membuktikan larutan itu termasuk larutan elektrolit ataupun nonelektrolit. Dengan begitu kita dapat mengetahui suatu larutan dapat menghantarkan listrik ataupun tidak. Dalam larutan elektrolit terjadi larutan ionisasi. Kuantitas relatif suatu zat tertentu dalam suatu larutan disebut konsentrasi. Konsentrasi merupakan faktor penting dalam menentukan berapa cepatnya suatu reaksi berlangsung dan dalam beberapa hal, dalam menentukan produk-produk apa yang terbentuk.

Selain untuk menentukan suatu larutan termasuk larutan elektrolit ataupun larutan nonelektrolit, percobaan yang dilakukan ini juga dapat mengetahui ciri-ciri larutan yang dapat menghantarkan listrik dan beberapa contoh dari larutan tersebut. Yaitu larutan-larutan yang dapat berperan sebagai konduktor ataupun isolator. Dengan percobaan ini pula, kita dapat mengetahui dan mempelajari tentang larutan elektrolit yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai konduktor listrik

1.2 TUJUAN


Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu larutan termasuk kedalam larutan elektrolit ataupun larutan nonelektrolit, ciri-cirinya, dan penyebab suatu larutan dapat menghantarkan aliran listrik. Serta menyebutkan beberapa contoh larutan yang dapat menghantarkan aliran listrik ( elektrolit ) dan dapat berperan sebagai konduktor listrik, atau larutan yang tidak dapat menghantarkan aliran listrik ( nonelektrolit ) yang dapat berperan sebagai isolator listrik.



1.3 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan Pendahuluan, Latar Belakang, dan Tujuan kegiatan percobaan yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

  1. Apakah suatu larutan termasuk dalam larutan elektrolit atau larutan nonelektrolit ?

  2. Apakah yang membuat suatu larutan elektrolit mampu untuk menghantarkan aliran listrik ?

  3. Apakah ciri-ciri suatu larutan dapat menghantarkan listrik ?

  4. Senyawa atau unsur apa saja yang dapat menghantarkan aliran listrik dan dapat berperan sebagai konduktor ?


1.4 PEMBATASAN MASALAH

Karena luasnya materi yang akan dibahas, maka dengan segala keterbatasan kami membatasi permasalahan yang akan dibahas. Pembahasan yang akan dibahas hanya masalah yang terdapat di rumusan masalah.

Antara lain, Apakah suatu larutan termasuk dalam larutan elektrolit atau larutan nonelektrolit ?, yang dimaksudkan dalam pertanyaan ini adalah mengklasifikasikan suatu larutan berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan listrik, yaitu menjadi larutan elekrolit dan larutan nonelektrolit. Yang kedua adalah apakah yang membuat suatu larutan elektrolit mampu untuk menghantarkan aliran listrik ? suatu larutan dapat menghantarkan listrik jika dalam larutan tersebut terjadi reaksi ionisasi yang menyebabkan pertukaran elektron dari katode ke anode. Yang ketiga adalah apakah ciri-ciri suatu larutan dapat menghantarkan listrik ? ciri-cirinya adalah :

  • Jika digunakan untuk penghantar listrik maka aliran arus dalam rangkaian terus mengalir.

  • Timbulnya gelembung gas hidrogen diantara anode dan katode.

  • Zat tersebut dapat terionisasi oleh air.

Yang keempat dan yang terakhir adalah senyawa atau unsur apa saja yang dapat menghantarkan aliran listrik dan dapat berperan sebagai konduktor ? senyawa dan unsur yang berperan sebagai konduktor adalah HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, LiOH, NaOH, KOH, RbOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, Ba(OH)2, (NH4)2SO4, KF, NaCl.


















BAB 2

TELAAH PUSTAKA


2.1 KAJIAN PUSTAKA

Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan dari percobaan mengetahui apakah suatu larutan merupakan larutan elektrolit atau nonelektrolit dapat kita lihat dalam table di bawah ini :


NO

LARUTAN

GELEMBUNG UDARA

NYALA LAMPU

KETERANGAN

Banyak

Sedikit

Tidak ada

Terang

Redup

Mati

1

Air

-

-

-

-

nonelektrolit

2

Garam dapur

-

-

-

-

elektrolit kuat

3

Gula

-

-

-

-

nonelektrolit

4

Urea

-

-

-

-

nonelektrolit

5

Air sabun

-

-

-

-

elektrolit kuat

6

Air jeruk

-

-

-

-

elektrolit lemah

7

HCl

-

-

-

-

elektrolit kuat

8

KOH

-

-

-

-

elektrolit kuat


Kesimpulan yang dapat diambil dari tabel di atas adalah sebagai berikut:

  1. Ciri-ciri larutan elektrolit adalah timbulnya gelembung udara yang melekat pada batang-batang karbon. Dan juga dapat menghantarkan listrik dengan ditandai menyalanya bola lampu.

  2. Ciri-ciri larutan nonelektrolit adalah tidak ditemui gelembung udara yang menyelubungi batang karbon dan lampu yang tidak menyala.

  3. Yang termasuk dalam larutan elektrolit adalah larutan garam dapur, larutan air sabun, larutan air jeruk, larutan HCl, dan larutan KOH.

  4. Yang termasuk larutan nonelektrolit adalah air, larutan gula, dan larutan urea.

Dari percobaan juga diketahui senyawa dapat menghantarkan listrik jika senyawa tersebut berupa cairan tapi pada wujud padat senyawa tersebut tidak dapat menghantarkan aliran listrik.

Kita juga dapat lihat dari 5 larutan yang termasuk larutan elektrolit tersebut memiliki hubungan yang erat yaitu berupa zat asam, basa dan garam, dan garam merupakan reaksi antara asam dan basa. Beberapa jenis asam, basa, garam jika dilarutkan ke dalam zat pelarut ( air ) merupakan larutan elektrolit.


2.2 TEORI PUSTAKA

Larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Untuk menyederhanakan pengkajian senyawa, diinginkan pengelompokan menjadi grup atau subgrup sehingga senyawa yang sifatnya mirip dapat dipelajari bersama-sama. Salah satu pengelompokan larutan yaitu berdasarkan kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan aliran listrik.

Senyawaan lelehan atau larutannya itu menghantarkan arus listrik, maka senyawa itu disebut elektrolit, jika senyawa itu tidak dapat menghantarkan arus listrik disebut nonelekrolit. Air murni merupakan larutan nonelektrolit, sedangkan larutan elektrolit adalah Natrium Klorida, Hidrogen Klorida, Hidrogen Nitrat, Natrium Hidroksida, dll.

Disini, penting untuk mencatat bahwa semua senyawa ion yang melarut ke dalam air akan membentuk larutan elektrolit, sedangkan senyawaan yang larut dalam air ada yang termasuk larutan elektrolit dan ada pula yang merupakan larutan nonelektrolit.

Suatu senyawa dapat menghantarkan listrik jika berbentuk suatu larutan atau lelehan karena terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa nopolar untuk larut ke dalam pelarut nonpolar dan bagi senyawa polar atau senyawa ion untuk larutan kedalam pelarut polar. Dengan kata lain, sejenis melarutkan sejenis.

Hal lain yang dapat diamati untuk membedakan larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit adalah ada tidaknya gelembung udara yang terbentuk. Larutan elektrolit dapat menghasilkan gelembung sedangkan larutan nonelektrolit tidak menghasilkan gelembung untuk menghantarkan arus listrik tersebut.


Penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan aliran listrik.

Dalam suatu percobaan pembuktian larutan elektrolit, misalnya saja pada larutan tembaga klorida ( CuCl2 ), bila arus dialirkan, aliran muatan lewat rangkaian akan ditujukkan melalui menyalanya bola lampu. Akan tampak pula klor, suatu gas kuning kehijauan akan bergelembung ke luar dari larutan pada elektrode positif ( anode ) dan bahwa tenaga logam mulai menyalut elektrode negatif ( katode ). Bila baterai diputuskan hubungannya, perubahan kimia itu berhenti. Bila baterai dihubungkan kembali, akan tampak salutan termbaga tambahan dan lebih banyak gelembung klor. Jika baterai dibiarkan terhubung untuk waktu yang lama, kalau perlu sel yang habis diganti dengan yang baru, nyala lampu akan semakin redup dan akhirnya akan mati. Jika sekarang larutan itu diperiksa, maka ternyata tak tersisa lagi tembaga klorida itu. Reaksi yang utama terjadi adalah elektrolisis.

Selain itu terjadi reaksi ionisasi yang terjadi di dalam larutan, reaksi ini akan menguraikan senyawa-senyawa tersebut menjadi elektron-elektron arus ( kation-kation ). Terjadi reduksi pada katode. Elektron meninggalkan larutan pada anode. Bila semua ion yang semula berasa dalam larutan telah diubah menjadi partikel netral, tak ada lagi partikel negatif maupun partikel positif untuk memberikan maupun menerima elektron. Arus tidak dapat mengalir.


Elektrolit kuat dan elektrolit lemah

larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan sangat baik dan dapat berperan sebagi konduktor yang baik juga disebut elekrolit kuat. Sedangkan zat-zat yang hanya sebagian kecil molekulnya yang larut bereaksi dengan air untuk membentuk ion disebut elektrolit lemah.

Beberapa jenis asam, basa dan garam termasuk ke dalam larutan elektrolit jika senyawaan tersebut berupa larutan atau lelehan. Yang termasuk ke dalam larutan elektrolit kuat adalah asam kuat, basa kuat, garam dari asam kuat dan basa kuat, garam dari asam lemah dan basa lemah, dan garam dari asam kuat dan basa lemah. Sedangkan yang termasuk ke dalam elektrolit lemah adalah asam lemah, basa lemah dan garam dari asam lemah dam basa lemah.













BAB 3

METODE DAN AVALUASI

3.1 METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian laporan ilmiah ini disusun berdasarkan percobaan dan telaah sumber-sumber tertulis berupa buku mata pelajaran, referensi dan dengan telaah pustaka serta literatur yang sesuai dengan topik. Percobaan ini betujuan untuk mengetahui apakah suatu larutan dapat dikategorikan sebagai larutan elektrolit beserte ciri-cirinya. Dengan kata lain dalam percobaan ini diklasifikasikan larutan menurut daya hantarnya terhadap aliran listrik.

  1. Melalui Percobaan

Melalui percobaan kita dapat mengamati secara langsung apa yang terjadi sebelum dan sesudah reaksi tersebut. Dan denga hal ini kita juga dapat menyimpulkan dan mengkaji hasil percobaan. Diharapkan dengan digunakannya metode percobaan siswa dapat lebih memahami materi tentang sifat larutan ini.

  1. Melalui Telaah Pustaka.

Denga cara ini kita mempelajari berbagai referensi dan mengkaji teori-teori yang terdapat di buku, untuk kemudian dikaji kembali dengan hasil pecobaan dan dapat kita lihat adakah ketidaksesuaian antara percobaan / praktek dengan teori-teori yang ada di buku.

Usaha pemecahan masalah yang digunakan dalam laporan ilmiah ini dilakukan dengan cara mempelajari teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Dengan telaah pustaka kemudian dilakukan pengkajian terhadap hasil pengamatan percobaan yang telah dilakukan. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan tentang pemecahan masalah yang terjadi secara keseluruhan.



3.2 EVALUASI

Dari kajian pustaka, teori pustaka da metodologi penelitian dapat kita peroleh atau kita evaluasi dapat kita lihat adanya kesesuaian kesimpulan-kesimpulan hasil pengamatan percobaan dengan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya di berbagai buku, referensi dan telaah pustaka lainnya. Dengan kata lain di dalam percobaan yang kita laksanakan tidak terjadi penyimpangan terhadap teori yang telah dijabarkan sebelumnya di dalam buku reterensi.




















BAB 4

PEMBAHASAN


4.1 PENJABARAN DAN PEMBAHASAN


Percobaan dilaksanakan :

Tempat : Laboratorium Kimia, SMA Negeri 1 Ngawi

Waktu : Jam 1-2, Selasa 17 Februari 2009

Pembimbing : Bapak Bashori pada saat percobaan

Ibu Sri Maryati dalam penulisan Laporan Ilmiah


Alat dan Bahan

  1. Alat yang digunakan

    • Gelas Beker

    • 2 batang karbon sebagai electrode

    • kabel secukupnya

    • bolam 2,5 V

    • 2 batu baterai

    • tissue

  2. Bahan

Bahan yang digunakan berupa larutan-larutan yang akan diuji. Antara lain larutan garam dapur, larutan gula, larutan urea, larutan air jeruk, larutan air sabun, larutan HCl dan larutan KOH.

  1. Cara Kerja

  • Rangkai kabel, bolam dan batu baterai menjadi rangkaian listrik dengan 2 batang karbon sebagai elektrode-elektrodenya dan tidak bersentuhan.

  • Siapkan larutan yang akan diuji ke dalam gelas beker.

  • Celupkan batang karbon ke dalam gelas beker.

  • Sambungkan rangkaian listrik.

  • Amatilah, apakah bola lampu menyala dan yang terjadi pada batang karbon.

  • Ambil batang karbon dan bersihkan dengan tissue.

  • Celupkan lagi batang karbon ke dalam larutan yang berbeda dan ulangi percobaan tersebut.



      1. Larutan elektrolit


Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk mempermudah dalam mempelajari larutan dilakukan klasifikasi terhadapnya, salah satunya berdasarkan pada kemampuan larutan tersebut untuk menghantarkan listrik, menjadi larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan aliran listrik. Suatu larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena terjadi ionisasi yang berlangsung ketika aliran listrik melalui larutan tersebut. Reaksi ionisasi adalah reaksi menguraikan senyawa-senyawa tersebut menjadi ion-ion, ion negatif dan ion positif. Dengan begitu terjadi beda potensial yang menyebabkan arus listrik itu mengalir. Contoh :

CuCl2 → Cu2- + 2Cl-

HCl → H+ + Cl-

Suatu larutan elektrolit mengandung ion-ion yang menarik ataupun melepaskan elektron-elektron. Arus ( aliran elekron ) memasuki larutan pada katode. Elektron yang masuk itu diambil dari ion-ion positif ( kation-kation ). Terjadi reduksi pada katode. Ion positif menerima elektron yang dilepas oleh ion-ion negatif. Pada aliran elektron itu terjadi pula aliran listrik. Dalam percobaan, larutan ini dapat dibuktikan menghantarkan listrik karena bola lampu menyala dan timbulnya gelembung udara pada batang karbon.

  1. Elektrolit kuat.

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang daya hantar listriknya baik. Reaksi ionisasi yang terjadi di dalam larutan terjadi secara sempurna sehingga aliran elektron mengalir dengan lancar. Zat-zat tersebut dapat larut secara menyeluruh dalam air ( zat pelarut ).

Berikut adalah contoh elektrolit kuat beserta contohnya :

  • Senyawa asam kuat. Seperti HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4.

  • Senyawa basa kuat. Seperti LiOH, NaOH, KOH, RbOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, dan Ba(OH)2.

  • Senyawa garam

Garam dari asam kuat dan basa kuat.

HCl + NaOH → NaCl + H2O

Garam dari asam lemah dan basa kuat.

HF + KOH → KF + H2O

Garam dari asam kuat dan basa lemah

H2SO4 + NH4OH → (NH4)2SO4 + H2O

  1. Elektrolit lemah.

Elektrolit lemah adalah larutan yang kemampuan menghantarkan aliran listriknya buruk, bukan berarti tidak dapat menghantarkan listrik sama sekali. Ionisasi yang terjadi di dalam larutan hanya terjadi sebagian atau hanya bagian kecil molekul yang terionisasi, dengan kata lain tidak terjadi ionisasi sempurna.

Berikut adalah elektrolit lemah beserta contohnya :

  • Senyawa asam lemah. Seperti CH3COOH, H2CO3, H2S, HCN.

  • Senyawa basa lemah. Seperti NH3, NH4OH,CH3OH.

  • Senyawa garam dari asam lemah dan basa lemah. Seperti :

HF + NH4OH → NH4F + H2O


2. Asam, Basa dan Garam

  1. asam

Asam adalah senyawa yang memiliki ion H di dalamnya. Larutan asam mempunyai rasa masam dan bersifat korosit. Zat elektrolit yang mengion sebagian besar kita sebut elektrolit kuat, sedangkan yang mengion sebagian kecil disebut elektrolit lemah. Kekuatan asam dan basa akan dinyatakan dalam besaran derajat ionisasi. Derajat ionisasi adalah perbandingan antara jumlah zat yang mengion denan jumlah zat mula-mula. Seperti yang dijelaskan sebelumnya larutan dapat menghantarkan arus listrik karena terjadi reaksi ionsasi di dalamnya. Zat mengion sempurna jika derajat ionisasinya adalah 1, tidak mengion jika derajat ionisasinya adalah 0, jadi batas-batas harga derajat ionisasi adalah 0 < α <>

  1. Basa

Basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH). Senyawa basa memiliki rasa yang pahit dan bersifat kaustik. Sama seperti halnya asam kuat dan asam lemah, basa kuat terionisasi sempurna sehingga merupakan elektrolit kuat sedangkan basa lemah terionisasi sebagian sehingga merupakan elektrolit lemah.

  1. Garam

Garam merupakan produk dari reaksi antara asam dan basa. Sebenarnya reaksi tersebut menghasilkan garam dan air. Reaksi ini juga disebut reaksi penetralan, asam mengandung atom H+ dan basa mengandung atom OH-, atom-atom tersebut membawa sifatnya masing-masing dan bereaksi dan menghasilkan air, dan air bersifat netral. Atom-atom reaksi yang tersisa kemudian bereaksi dan menghasilkan garam. Jika garam tersebut dilarutkan dalam air, maka garam itu akan mengion dan dapat menghantarkan listrik.


  1. Larutan nonelektrolit.


Jenis larutan yang kedua adalah larutan nonelektrolit, larutan ini sama sekali tidak dapat menghantarka aliran listrik. Karena tidak terjadi reaksi ionisasi di dalam larutan itu. Biasanya larutan ini, zat terlarutnya merupakan senyawa alam, senyawa yang sudah terbentuk dengan sendirinya di alam ini. Di dalam percobaan, larutan ini tidak dapat menghantarkan aliran listrik ditandai dengan bola lampu yang tetap mati dan tidak adanya gelembung udara yang timbul.

Berikut adalah contoh senyawa yang jika dilarutkan dalam air merupakan laruan nonelektrolit :

  • C6H12O6 ( Glugosa )

  • C12H22O11 ( Sukrosa )

  • CCl4 ( Tetraklorometana )

  • CO(NH2)2 ( Urea )








BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 KESIMPULAN


Berdasarkan telaah literatur dan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

  1. Klasifikasi larutan berdasarkan daya hantarnya terhadap aliran listrik ada dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit.

  2. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan aliran listrik yang melaluinya. Sedangkan larutan nonelektrolit adalah laruan yang tidak dapat menghantarkan aliran listrik yang melalui larutan tersebut.

  3. Suatu larutan dapat menghantarkan aliran listrik karena terjadi reaksi ionisasi di dalam larutan tersebut.

  4. Larutan elektrolit dibedakan lagi menjadi 2, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Hal ini berdasarkan kemampuannya untuk mengalirkan arus listrik. Elektrolit kuat adalah larutan yang daya hantar listriknya baik, hal ini terjadi karena di dalam larutan itu terjadi reaksi ionisasi yang sempurna. Sedangkan larutan elekrolit lemah adalah larutan yang reaksi ionisasi di dalamnya hanya terionisasi sebagian saja.

  5. Larutan elektrolit kuat biasanya berasal dari senyawa asam kuat, basa kuat, dan garam. Garam yang dimaksud adalah garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, asam lemah dan basa kuat, serta asam kuat dan basa lemah. Sedangkan laruan elektrolit lemah berasal sari senyawa asam lemah, basa lemah dan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah.

  6. Contoh dari elektrolit kuat adalah HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, LiOH, NaOH, KOH, RbOH, Ca(OH)2, Sr(OH)2, dan Ba(OH)2, NaCl, KF, (NH4)2SO4.

  7. Contoh dari elektrolit lemah adalah CH3COOH, H2CO3, H2S, HCN, NH3, NH4OH,CH3OH, NH4F.

  8. Larutan yang kedua adalah laruan nonelekrolit. Larutan nonelektrolit adalah laruan yang tidak dapat mengalirkan arus listrik yang melaluinya. Di dalam percobaan hal ini dibuktikan dengan bla lampu yang tetap mati dan tidak adanya gelembung udara yang trbentuk.

  9. Contoh dari larutan elektrolit adalah C6H12O6 ( Glugosa ), C12H22O11 ( Sukrosa ), CCl4 ( Tetraklorometana ), CO(NH2)2 ( Urea )



5.2 SARAN


Dari percobaan dan laporan ilmiah ini, saya kira perlu kiranya untuk percobaan lebih lanjut mengenai jenis-jenis larutan. Dan dengan demikian kita dapat mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari, yang akan membantu kita dalam melakukan kegiatan.








DAFTAR PUSTAKA


  1. Muchtaridi, dkk. 2006. Kimia 1 SMA kelas X. Jakarta : Ghalia Indonesia.

  2. Lisnawati, dkk. 2004. KUMPULAN KARYA TULIS Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Siswa SMA / MA / SMK tahun 2004. Jakarta : Bagian Proyek Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup.

  3. Keenan. 1998. Edisi Keenam. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta : Penerbit Erlangga.

  4. Purba, Michael. 2006. Kimia untuk kelas XI. Jakarta : Erlangga.
















INDEX


  1. Anode : Dalam tabung vakum, elektrode bermuatan positif ; dalam sel elektrokimia, elektrode pada mana berlangsung oksidasi. ( 04, 08, 09 )

  2. Atom : Partikel terkecil suatu unsur. ( 01, 15 )

  3. Beda Potensial : Kondisi antara 2 tempat yang dihubungkan dengan aliran listrik mempunyai perbedaan voltase. (13)

  4. Elektrode : Kawat, batang ataupun lempeng yang bermuatan listrik dalam sebuah tabung vakum ataupun sel alektrokimia. ( 02, 05, 13 )

  5. Elektron : Suatu partikel subatom dengan muatan negatif satu dan massa relatif kecil ( ~ 5,5 x 10-4 s.m.a) yang terdapat di luar inti. ( 01, 05, 14 )

  6. Ion : Partikel bermuatan dalam mana banyaknya elektron tidak sama dengan banyaknya proton. ( 01,14, 15, 16 )

  7. Isolator : Bahan yang partikelnya tidak dapat mengalirkan energi panas ataupun listrik. (03)

  8. Katode : Dalam tabung vakum, elektrode yang bermuatan negatif ; dalam sel elektrokimia, elektrode dalam mana berlangsung suatu reaksi reduksi. ( 04, 08 )

  9. Kaustik : Bersifat licin seperti sabun. ( 15 )

  10. Klor : Unsur bernomor atom 17 dan dengan massa relatif 35. ( 08 )

  11. Konduktor : Suatu bahan yang partikel penyusunnya dapar mengalirkan energi panas dan listrik yang melaluinya. ( 03, 04 )

  12. Korosit : Bersifat merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain. (15)

  13. Molekul : Partikel terkecil suatu zat yang masih mempunyai katakteristik zat itu. ( 01, 09, 15 )

  14. Senyawa : Suatu zat murni dengan komposisi tertentu ( kecuali bertolida ) yang dapat diuraikan menjadi senyawa lain. ( 02, 03, 04, 06, 07, 08, 09, 14, 15, 16, 18, 19 )

  15. Senyawa Ion : Suatu senyawaan yang terdiri dari ion yang dikumpulkan oleh ikatan ion. ( 06 )

  16. Senyawa Nonpolar : Suatu senyawaan yang terdiri dari molekul dalam mana satu bagian mempunyai muatan parsial positif dan lain bagian mempunyai satu muatan negatif parsial. ( 06 )

  17. Senyawa Polar : Kebalikan dari senyawa nonpolar. ( 06 )

  18. Reaksi Elektrolisis : Penggunaan arus listrik untuk menjalankan suatu reaksi redoks. ( 08 )

  19. Reduksi : Suatu reaksi dalam mana keadaan oksidasi suatu zat dikurangi. ( 09, 14 )






Administrator memuat karya tulis ini dengan seizing __selaku salah satu pemegang hak cipta.






5 komentar: